Tanjungpandan, MediaCenter – Total berita sepanjang bulan Mei 2019 yang diidentifikasi mencapai 298 berita dari Pos Belitung, Belitung Express, dan Kompas. Dari seluruh pemberitaan tersebut berita di bidang politik dan hukum adalah bidang mayoritas beritanya, mencapai 70 buah berita atau sekitar 23,49%. Bidang pemerintahan dan pelayanan publik di posisi kedua sebagai bidang yang paling banyak diberitakan, 51 berita (17,11%). Sedangkan tiga posisi teratas berikutnya adalah bidang ekonomi dan bisnis sebesar 16,44% (49) berita. Secara global per bulan, pemberitaan di bulan Mei sama seperti pada bulan April, yang mana berita tentang politik dan hukum kental dan kuat mendominasi media massa lokal dan nasional.
Namun demikian, di bulan Mei ini telah terjadi perubahan atas trend pemberitaan per bidang dari minggu ke minggu. Pekan pertama bulan Mei, pemberitaan didominasi oleh bidang pemerintahan dan pelayanan publik (20,42%). Minggu kedua bulan Mei didominasi bidang ekonomi dan bisnis (26,67%). Pekan ketiga bulan Mei didominasi berita bidang politik dan hukum (40,68%). Sedangkan pekan terakhir didominasi pemberitaan bidang pemerintahan dan pelayanan publik (26,47%).Data ini mengindikasikan bahwa politik dan hukum sangat kental dan dekat dengan para pembaca media mainstream. Mengingat banyak masalah politik yang berujung pada kasus hukum akibat proses demokrasi Pemilu 2019. Atas kondisi ini ada dua kemungkinan yang bisa disimpulkan. Pertama, media massa sengaja mengemas pemberitaan politik dan hukum sebagai bagian dari agenda settingyang memiliki magnitudo pembaca terbesar. Pada tataran ini, media sebagai replika realitas sosial sedikit dipertanyakan eksistensinya. Kedua, media massa tidak secara sengaja merangkum peristiwa yang terjadi dengan segala titik lemah dan lebihnya. Artinya apa terberitakan adalah fakta sosial tanpa adanya adu kekuatan dan kepentingan. Pada tataran ini, maka uses dan gratification lah yang kuat bermain peran. Masyarakat yang butuh berita politik akan terus menyimak dan mencari berita-berita politik.
Media massa dengan fungsinya sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan tampak akan kehilangan bentuk jika saja masyarakat hanya mampu menanggapinya secara parsial. Yaitu dengan memandang politik dari satu sisi saja. Politik itu penting, sebab banyak berimbas pada sendi kehidupan lainnya. Masalah pertanian, dengan harga bawang merah dan putih yang naik misalnya adalah imbas dari ketidakberdayaan pemerintah melakukan lobby-lobby politik pada beberapa badan yang menangani langsung ekspor-impor bawang. Analogi sedehana tersebut, adalah argumentasi mendasar mengapa bidang politik paling menarik dan banyak diberitakan. Politik bukan hanya karena masalah Pemilu 2019 yang baru saja usai dilaksanakan. Tetapi, juga pada banyaknya sengketa-sengketa yang berlanjut di jalur hukum akibat lemahnya capaian negoisasi politik oleh individu maupun secara lembaga atau partai. Tidak sedikit korban berjatuhan saat aksi massa menolak hasil rekapitulasi Pemilu 2019 dan ketidakpercayaan pada KPU. Inilah wajah politik Indonesia saat, politik topeng akibat tarik-ulur kepentingan dan kekuasaan dengan rakyat sebagai korban.*** (Zakina/IKP/MC)