Tanjungpandan, Media Center – Catatan paling penting menjelang Pemilu 2019 berlangsung, 17 April mendatang adalah berita politik yang kuat mendominasi pemberitaan di 2 (dua) media lokal Pos Belitung dan Belitung Ekspress serta 1 (satu) media nasional Kompas. Konklusi ini diambil berdasarkan metode analisis isi dari tiga sumber media tersebut sebagai data yang dihimpun oleh Seksi Pengelolaan Aspirasi dan Produksi pada Bidang Kebijakan Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Belitung mulai Tanggal 1 April hingga 6 April 2019.
Diketahui top three atau 3 (tiga) posisi teratas pemberitaan masing-masing bidang atau sektor dari total 49 (empat puluh sembilan) berita, adalah sebagai berikut:
- Bidang Politik (15 berita atau 30,61%)
- Bidang Hankam (4 berita atau 8,16%)
- Bidang Bimtek, Bisnis, Ekosistem, serta Media dan Informasi masing-masing 3 berita atau 6,12%.
Minggu pertama April 2019 tingkat persebaran berita per bidang nampak selisihnya tajam. Politik masih sangat kuat mendominasi pemberitaan media cetak. Kondisi ini sama dengan kondisi 3 (tiga) minggu ke belakang selama bulan Maret 2019. Artinya, belum ada perubahan agenda setting media selama beberapa pekan terakhir ini. Berita-berita politik sekitar persiapan pemilu, personalitas Capres/Cawapress/Caleg, dan partai politik serta elektabilitas Capres dan Cawapres jadi informasi paling ditunggu.
Media massa menjawab keingintahuan atas ketidakpastian politik, utamanya terkait tingkat keterpilihan Capres dan Cawapres yang didukung mereka melalui berbagai pemberitaan hasil survei oleh sejumlah lembaga. Kasus-kasus pelanggaran kampanye juga marak menjadi pemberitaan media dan perhatian publik. Atas tarik-menarik pemberitaan politik di media lokal dan nasional ini, mengindikasikan bahwa “simbiosis mutualisme politik” di level konstituen, partai politik,individu, dan media benar-benar mutlak adanya.
Salah satu “Simbiosis Mutualisme Politik” yang dimaksud adalah “Efek Ekor Jas (Coat-Tail-Effect)” menjelang Pemilu 2019. Coat Tail Effect adalah istilah umum yang merujuk kepada hasil yang diraih oleh suatu pihak dengan cara melibatkan tokoh penting atau tersohor, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui suatu perhelatan. Apakah pengaruh elektoral calon presiden (capres) terhadap partai pengusungnya. Mengingat pengusung capres adalah koalisi sejumlah partai politik.
Dari riset-riset politik, disimpulkan bahwa ada atau terdapat hubungan yang positif antara kekuatan elektoral seorang calon presiden dengan partai yang mengusungnya. Artinya, seorang calon presiden atau presiden yang populer dengan tingkat elektabilitas tinggi akan memberikan keuntungan positif secara elektoral keoada partai yang mengusungnya sebagai calon. Sebaliknya, capres atau presiden yang tingkat elektoralnya rendah akan memberikan dampak negatif kepada perolehan suara bagi partai pengusung. Naiknya elektabilitas capres dan cawapres nomor urut 02 dari sejumlah survei yang dilakukan dapat dipastikan bahwa akan ada efek positif oleh beberapa partai pengusungnya, Koalisi Indonesia Adil Makmur (PKS, PAN, Demokrat dan Gerindra).
Sementara itu, Hankam menduduki peringkat kedua porsi mayoritas pemberitaan media lokal dan nasional dengan perolehan persentase sebesar 8,16%. Persentase yang jah lebih kecil ketimbang persentase bidang Politik yang mencapai 30,61%. Persentase ini didapat dari akumulasi berita-berita mengenai peringatan Hari Bakti TNI AU, dan masalah terorisme.
Posisi ketiga ditempati oleh bidang Bisnis, Bimtek, Ekosistem, Media dan Informasi dengan proporsi yang sama masing-masing sebanyak 3 berita atau sekitar 6,12%. Sedangkan bidang-bidang lain, seperti Ekonomi, Agama dan Kebudayaan, Pariwisata, Pendidikan, dan Rekruitmen persentasenya hampir merata dan sama.*** (ZAKINA)