Tanjungpandan, Media Center – Bupati Belitung, Djoni Alamsyah turut serta dalam diskusi laporan antara pekerjaan DED pengendalian daya rusak air di Sungai Siburik, Tanjungpandan, Rabu (15/10/2025) di Ruang Rapat UPT DPUPRPRKP Belitung. Diskusi ini membahas tentang dokumen perencanaan teknis penanganan banjir di kawasan Kampong Amau.
Dilalui aliran sungai Siburik, Kampong Amau yang terdiri dari Kelurahan Parit dan Kelurahan Kampong Damai merupakan salah satu daerah titik banjir di Belitung. Agung salah Perwakilan PT. Sri Agung Jaya selaku kontraktor kegiatan ini menyebut Kampung Amau memiliki lansekap seperti mangkok. Kondisi ini membuat banjir lambat surut ketika hujan deras dan air laut sedang pasang.
“Ketika hujan deras dan air laut pasang potensi banjir sangat mungkin terjadi dan butuh waktu cukup lama hingga kondisi surut,” ucap Agung.
Dari survei dan pemetaan di lapangan, Agung menyebut bahwa timnya melihat untuk mengatasi hal ini perlu adanya outlet drainase di beberapa titik untuk mengurangi debit air yang mengalir di aliran sungai. Selain itu untuk mempercepat proses masuknya air perlu didorong dengan adanya mesin pompa air.
“Tim kita akan melihat kondisi di lapangan lagi, pada kondisi pasang ekstrim yang biasa pada bulan desember untuk melihat debit air,” imbuh Agung.
Menanggapi hal ini, Bupati Belitung, Djoni Alamsyah berharap rencana ini bukan hanya menjadi sekedar proyek infrastuktur namun sebagai instrumen pengamanan pertumbuhan perekonomian daerah.
“Yang harus kita ketahui adalah biaya ekonomi yang harus ditanggung masyarakat (akibat banjir), dan ini jauh (lebih besar) dari yang akan kita lakukan untuk pencegahan,” ucap Djoni.
Bagi Bupati Djoni pengendalian daya rusak air sungai ini menjadi investasi yang produktif untuk menjaga aktivitas perdagangan, pariwisata dan kestabilan sosial masyarakat. Bupati Djoni juga menggangap penanganan hal ini merupakan hal yang prioritas, terutama dalam menopang pariwisata Belitung yang sedang tumbuh kembali. (Narasi : Arlan / Redaktur : Verry)