Tanjungpandan, Media Center – Pemerintah Kabupaten Belitung menargetkan angka stunting turun menjadi 6% di tahun 2024. Hal ini disampaikan saat rapat pembahasan program penangangan stunting pada rabu (07/02/2024) di ruang rapat Bappeda Kabupaten Belitung.
Kepala bidang Sosial Budaya Bappeda Belitung Hennyka menjelaskan bahwa angka stunting di Kabupaten Belitung berdasarkan data EPPGBM (Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat) pada tahun 2023 berada di angka 6,76 %.
“Targetnya tahun ini bisa turun ke 6 persen, sedangkan standar nasional itu di bawah 14 % ” ujar Hennyka.
Lanjut Hennyka menyebut salah satu upaya untuk mengatasi stunting ini adalah melakukan integrasi layanan kesehatan primer di posyandu. Posyandu nantinya tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan untuk anak saja, namun juga menyediakan pemeriksaan dan pelayaan kesehatan bagi seluruh siklus kehidupan, seperti remaja putri, dan ibu hamil. Namun untuk mencapai kebutuhan itu Hennyka menyebut Posyandu harus memenuhi berbagai syarat seperti jumlah SDM dan kompetensinya.
“Kita harus punya SDM yang mengelola posyandu minimal lima tenaga setiap posyandu dan nantinya akan dikoordinasi kepada dinas kesehatan apakah sudah terpenuhi atau belum. Mereka juga harus memiliki kompetensi pelatihan dasar untuk penanganan stunting dengan 25 jenis pelatihan dasar yang harus dimiliki tenaga kerja diposyandu” ujar Hennyka.
Pemerintah Kabupaten Belitung tengah berupaya untuk menekan angka stunting dengan melakukan koordinasi bersama melakukan konvergensi penurunan stunting. Pemerinah pusat sendiri telah 8 tahapan aksi konvergensi. Dengan memehuhi seluruh tahapan tersebut, diharapkan mampu menekan jumlah anak stunting di Indonesia. (Narasi : Berry/ Editor : Arlan / Redaktur : Verry)