Total berita yang dikliping di bulan Maret 2019 sebanyak 181 buah berita dengan ragam pemberitaan pada beberapa bidang diantaranya: Pendidikan, Pertanian, Laka Lantas, Hukum, Perundangan, Sosbud, Pemerintahan, Perhubungan, Humaniora, Pariwisata, Kebakaran, Komunikasi, Lingkungan, Reformasi Birokrasi & ASN, Kesehatan, Ekonomi, Politik, Infrastruktur, Pelayanan Publik, Olahraga, Cuaca, Hankam, Teknologi, Bisnis dan Gaya Hidup.
Dari total pemberitaan di ketiga media lokal dan nasional (Pos Belitung, Belitung Express, dan Kompas) melalui identifikasi dan verifikasi data sepanjang bulan Maret 2019 dengan metode analisis isi, diketahui bahwa peringkat pertama diduduki oleh pemberitaan di Bidang Politik (40 berita atau 22,10%). Peringkat kedua pemberitaan yang paling banyak dipublikasikan adalah terkait bidang Bisnis sebesar 22 kali publikasi frekuensinya atau sekitar 11,10%. Peringkat ketiga adalah berita-berita di bidang Hukum sebanyak 13 kali pemberitaan atau 7,18%. Dan diperingkat kelima diduduki oleh berita-berita terkait bidang kesehatan dan kriminal yaitu sama-sama frekuensinya 11 kali pemberitaan atau sekitar 6,07%.
Dari lima peringkat tersebut, dipahami bahwa bidang Politik menduduki peringkat teratas terkait akan dilaksanakannya peristiwa akbar pesta demokrasi Indonesia, Pemilu 2019. Karena itu, muncul pemberitaan seperti hasil survei tentang elektabilitas Capres dan Cawapres dari masing-masing kubu, Nomor Urut 01 dan Nomor Urut 02. Baik koran lokal maupun nasional sama-sama lebih banyak headline dan agenda setting yang dipublikasikan ke publik adalah terkait pelaksanaan kampanye serta bentuk-bentuk pelanggaran hukum atas kampanye yang dilakukan para kader partai politik. Contohnya di tingkat lokal, di Belitung kasus pelanggaran kampanye yang mendera kader Perindo dan di Belitung Timur kasus pelanggaran kampanye yang dilakukan kader PAN
Bidang ekonomi atau bisnis juga paling banyak diberitakan karena masalah inflasi yang dipicu harga tiket pesawat yang mahal serta melonjaknya harga bawang merah dipasaran sehingga disinyalir dua sektor berbeda komoditas ini adalah penyumbang inflasi terbesar bulan Maret 2019.
Sedangkan bidang hukum banyak diberitakan media lokal dan nasional terkait tertangkapnya kader PPP yang terjerat kasus suap pejabat di Kementerian Agama serta kasus-kasus hukum lainnya terkait pelanggaran kampanye Pemilu 2019 dan lain-lain. Untuk berita-berita di bidang kesehatan juga marak diinformasikan kepada masyarakat terkait masalah kasus DBD di sejumlah wilayah termasuk di Pulau Belitung, endemi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta program jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pemberitaan di bidang-bidang lainnya meskipun kecil namun hampir memiliki porposi yang sama untuk diinformasikan ke masyarakat.
Berita yang nyata mampu menggiring opini publik seperti: Penggunaan Hak Pilih pada Pemilu 2019; Elektabilitas Capres dan Cawapres; Efek Ekor Jas atas Partai Pengusung, Debat Televisi serta Kampanye Terbuka. Tema-tema ini menggeser trend di minggu pertama bulan Maret yang lebih banyak menyorot masalah di bidang ekonomi (bisnis) serta infrastruktur masing-masing sebesar 13% menjadi trend pemberitaan di bidang politik di minggu kedua, ketiga sampai dengan minggu keempat bulan Maret 2019. Dan, adalah sesuatu yang wajar jika trend ini mengalami perubahan karena sebentar lagi, tepatnya Tanggal 17 April 2019 seluruh komponen Bangsa Indonesia akan menentukan masa depan bangsa untuk 5 (lima) tahun ke depan.
Pemberitaan di bidang politik menjadi sesuatu yang ditunggu seakan menjadi bola panas yang siap digiring kemana saja oleh pembawa informasi. Pemberitaan politik menjelang Pemilu 2019 mampu mengalihkan perhatian publik atas masalah hukum seperti korupsi dengan tertangkap tangannya salah satu kader partai politik berbendera Islam. Korupsi dan kasus suap di Kementerian Agama yang tadinya berpotensi menjadi pengalihan isu atas penatnya masalah politik ternyata tidak bergeming saat persaingan antar dua kubu Capres dan Cawapres saling debat di ranah publik.
Apalagi sebagaimana telah diberitakan dalam harian media nasional (Kompas) bahwa akan menjadi sesuatu buat petahana dan penantang atas masa depan Bangsa Indonesia lima tahun ke depan. Pasalnya, hasil survei terkat elektabilitas Capres dan Cawapres yang menunjukkan bahwa dari bulan Oktober 2018 sampai dengan minggu keempat Maret 2019, pasangan Capres dan Cawapres dari petahana semakin menurun elektabilitasnya. Sementara itu, pastinya elektabilitas Capres dan Cawapres penantang semakin naik. Saat ini, petahana hanya unggul 6% diatas penantang. Artinya, jika penantang mampu memainkan taktik dan strategi pada penguatan program serta visi-misi saat kampanye terbuka, maka dimungkinkan mampu mengalahkan petahana. Kita lihat nanti Tanggal 17 April 2019, siapa yang dipilih rakyat.(ZAKINA)