(Tanjungpandan). Tidakkah terlintas dalam benak kita semua bahwa pola dan gaya hidup telah mengalami perubahan. Berubah seiring waktu berjalan adalah hal yang pasti, tidak ada yang mutlak dalam kehidupan ini. Dan satu sebab perubahan itu dimungkinkan terjadi karena teknologi. Pada dua titik analisis dan logika digunakan, apakah teknologi yang membentuk atau menciptakan budaya serta peradabannya ataukah sebaliknya, justru budaya serta peradabanlah yang mendorong, membentuk hingga melahirkan atau menciptakan teknologi?
Dari waktu ke waktu, teknologi juga terus diperbaharui. Produk teknologi baru akan menggantikan yang lama, sehingga produk teknologi lama disebut usang saat dilaunching produk baru. Demikian seterusnya karena sifat dari teknologi itu sendiri berevoluasi. Contohnya, saat pertama kali komputer ditemukan ukurannya sangat besar sehingga dapat memenuhi ruangan, kini dengan kemampuan yang sama bahkan lebih kompeten lagi, eksistensi dan penampilannya lebih stylish, slim, dan ringan serta dapat atau gampang dibawa kemana-mana dalam tas jinjing berukuran tidak terlalu besar.
Apapun bentuk dan kegunaan dari hasil kreasi teknologi, tujuannya adalah untuk mempermudah kehidupan manusia di segala bidang. Kebutuhan-kebutuhan manusia mendorong terciptanya teknologi dengan segala inovasinya. Disebut teknologi telah merubah wajah dunia saat ini adalah hal yang benar sesuai fakta, misalnya internet membuat setiap orang di belahan dunia manapun dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain, realtime dan update sifatnya.
Barangkali, di zaman old sebelum penemuan internet hanya segelintir orang yang memiliki indera keenam, ketujuh dan seterusnya yang bisa melihat apa yang terjadi diluar, dan itu pun baru katanya. Seperti tergambar dalam film, saat sang dukun, tukang sihir atau paranormal menggunakan bola dunia berbahan kaca tembus pandang untuk melihat kejadian yang ingin diketahuinya. Kini bola kaca itu, terwujud dalam ukuran teknologi gadget berbagai ukuran relatif kecil sehingga dapat masuk di saku celana, bisa digunakan oleh siapapun dan kapanpun. Setiap diri kita bisa menjelma menjadi “paranormal beda tampilan dan bentuk”, tentu saja dalam tanda kutip.
Lamban laun, teknologi yang awalnya diciptakan karena dorongan kebutuhan-kebutuhan atas budaya dan peradaban manusia, justru melahirkan budaya ataupun peradaban baru. Generasi mileneal pun tercipta. Perubahan gaya hidup pun terjadi, seperti tidak bisa dilepaskan atau dijauhkan dari teknologi itu sendiri, di kota hingga pelosok pedesaan. Kapan saja dan dimana saja, tampaklah banyak dari kita yang mengalami ketergantungan atas teknologi, semisal gadget atau smartphone untuk berbagai fungsi serta kegunaannya.
Apa yang terjadi saat ini bukanlah sesuatu hal yang aneh. Bahkan, Herbert Marshall McLuhan, lebih dikenal sebagai Marshall McLuhan sebagai seorang ilmuwan komunikasi dan kritikus asal Edmonton, Kanada jauh sebelumnya telah menjabarkan prediksi akan peristiwa apa yang akan terjadi hari ini saat teknologi berkuasa. McLuhan, populer karena konsepnya tentang desa global. Prediksi McLuhan tentang World Wide, 30 tahun sebelum hal tersebut terjadi. Singkatnya ia mampu memprediksi kelahiran internet, jauh sebelum internet itu ada.
Tahun 1964, Marshall McLuhan pernah menjabarkan prediksinya itu dalam buku berjudul, “Understanding Media: The Extensions of Man”, dikatakannya bahwa media adalah pesan sebagai perpanjangan indera manusia. Telepon dipakai sebagai perpanjangan dari indera mulut untuk berkomunikasi. Televisi adalah perpanjangan indera mata untuk melihat, dan seterusnya. Saat ini (zaman now), kemampuan dan perpanjangan semua indera itu terkumpul pada satu alat teknologi, smartphone yang mampu digunakan untuk berbicara, melihat dan sebagainya. Tak heran jika teknologi pun bisa berbalik arah membentuk budaya-budaya serta peradaban baru yang akan semakin panjang jika dijabarkan. Dampak teknologi telah membentuk budaya serta peradaban baru, ditandai munculnya generasi mileneal.
Teknologi informasi merajai dunia, dan kita pun dituntut memiliki kemampuan literasi yang memadai. Menurut Paul Gilster (2007) dikutip Seung-Hyun Le (2014), literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam banyak format dari berbagai sumber ketika itu disajikan melalui komputer. Sedangkan menurut Deakin University Graduate Learning Outcome, literasi digital adalah pemanfaatan teknologi untuk menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital. Jadi intinya literasi digital adalah menggunakan informasi untuk pemanfaatan teknologi serta kemampuan untuk menyebarluaskan informasi yang tepat dan akurat untuk kebaikan masyarakat.
Dengan adanya literasi digital, diharapkan agar akses untuk mendapatkan informasi menjadi sangatlah mudah dan dapat diperoleh kapanpun karena kemajuan teknologi internet. Literasi digital memberikan kemudahan dalam hal belajar karena dengan adanya literasi digital ini bisa digunakan sebagai referensi atas suatu hal yang dapat diperoleh dari online.
Manfaat dari literasi digital dapat menghemat pengeluaran, juga lebih aman saat memperoleh informasi yang senantiasa update tentang berbagai hal yang terjadi di seluruh dunia, baik melalui sosial media atau yang lainnya. Literasi digital membuat individu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena ia memungkinkan mampu untuk mempelajari, menganalisis, dan membandingkannya kapan saja.
Pastinya lagi manfaat literasi digital adalah membuat hidup lebih bahagia karena dalam internet berisi konten-konten menarik yang dapat membuat penggunanya bahagia. Penyebaran tulisan melalui media yang tepat akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan perubahan kehidupan sosial. Literasi digital yang memadai dan tepat akan mengurangi dampak negatif dari penyalahgunaan teknologi, sehingga diharapkan budaya serta peradaban yang terbentuk pun semakin maju menuju perubahan positif dari waktu ke waktu. Sehingga kita pun bisa tersenyum lebar atas apa saja teknologi dan budaya yang terbentuk di zaman now.***(Zakina)