Home > Artikel > Serba Serbi > Selamat Laut Desa Kembiri, Memohon Keselamatan dan Keberkahan

Selamat Laut Desa Kembiri, Memohon Keselamatan dan Keberkahan

KEMBIRI, Media Center– Rumah Kik Marzuki sontak ramai, sejumlah warga desa Memberi, Kecamatan Membalong khususnya nelayan berdatangan sejak pagi tadi, Kamis (2/5/2019). Sejumlah perbie (perangkat) yang digunakan untuk menggelar prosesi upacara adat pun disiapkan.

Menurut Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sepakat Desa Kembiri Martono, prosesi upacara adat ini digelar setiap tahun di rumah dukun aik. Tujuannya untuk memohon keselamatan dan keberkahan agara hasil yang didapat nelayan saat melaut berlimpah. “

Salah satu upacara adat selain maras taun yang identik dengan budaya pertanian yang ada di Desa Kembiri adalah prosesi selamat laut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kembiri tak hanya mengandalkan hasil pertanian tetapi juga hasil laut. Sehari sebelum prosesi selamat laut (Rabu,1/5/2019), nelayan yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Nelayan Desa Kembiri Sarmin bergotong-royong membersihkan aliran sungai Kembiri hingga ke muara sungai.

Kebersamaan ini juga mereka wujudkan dengan menyiapkan perbie berupa beraa kuning, beras berseteru, air bram, tepung tawar, sirih, pinang dan rokok berbahan daun nipah. Masyarakat Kembiri biasanya menyebutnya kesalan. ” Kesalan ini diserahkan oleh Pak Sarmin (Ketua Nelayan) berikut tepung tawar yang dibentuk bulatan kepada Kik Marzuki selaku dukun aik. Sedang disamping Kik dukun sudah ada pedupaan,” ujar Martoni.

Martoni menyebut prosesi ini unik karena tidak semua daerah melakukan prosesi yang sama, kalaupun ada caranya berbeda. ” Tepung tawar ini nantinya didoakan oleh Kik dukun. Dari rumah Kik dukun, perbie tadi dibawa ke ujung muara termasuk sejumlah tepung tawar yang nanti akan dibagikan kepada nelayan. Selama tiga hari, nelayan tidak memperbolehkan melaut,” terang Martoni lagi. Larangan dukun aik kepada nelayan untuk tidak melaut ini disebut melintar.

Prosesi selamat laut ini digelar di rumah kik dukun aik. Dukun aik merupakan satu penggawe adat di kampung yang secara fungsional (mata pencaharian) bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keberkahan atas nafkah masyarakat yang diperoleh dari laut sedangkan panggilan “kik” merujuk pada orang yang ditokohkan atau dituakan seperti panggilan “ki” dalam budaya Jawa contohnya.Ki Hajar Dewantara. (Martoni KIM Sepakat/Fithrorozi/IKP)