Tanjungpandan, Media Center – Lahan sekolah lapangan Good Agricultural Practice berakhir. Kegiatan sekolah ini diikuti oleh 25 orang dari petani di lahan pertanian kelompok tani mekar lestari.
Haryanto, pendamping program ini menyebut sekolah lapangan ini menggunakan teknik produksi lipat ganda (Proliga). Dibandingkan dengan teknik biasa, teknik Proliga mampu mendorong produksi cabai hingga 2 kali lipat.
“Kalau teknik biasa, 1 hektar itu paling bisa untuk 10.000 hingga 15.000 rumpun cabai, kalau Proliga ini bisa mencapai 28.000 rumpun cabai dalam 1 hektar,” ungkap Haryanto saat acara penutupan SL-GAP, rabu (2/10/2024) di lahan Poktan Mekar Lestari.
Haryanto menyebut program SL-GAP ini dilakukan dalam satu masa panen. Program ini sudah berlangsung sejak bulan mei hingga oktober 2024.
SL-GAP Belitung menjadi yang pertama melalukan panen dibanding 10 lokasi lain yang ada di Provinsi Bangka Belitung. Hal ini dikarenakan SL-GAP di daerah lain yang mengalami keterlambatan penanaman.
Ketua Kelompok Tani Mekar Lestari, Samat menyampaikan rasa terima kasih kepada Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung atas terselenggaranya program ini. Samat berharap program serupa akan terus ada untuk kelompok tani yang ada di Kabupaten Belitung
“Mudah-mudahan bantuan ini akan terus ada untuk kelompok kami dan kelompok lain di Kabupaten Belitung,” harap Samat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Destika Effeny menyebut program ini diharapkan akan membantu harga cabai tetap stabil. Dengan stabilnya harga cabai akan menekan tingkat inflasi di Kabupaten Belitung.
“Harapanya harga cabe bisa stabil, tidak deflasi dan inflasi,” ucap Destika.
Destika menyebut pihaknya terus berupaya mengedukasi petani dalam menghitung biaya produksi hingga panen. Hal ini tentu akan membantu petani dapat terhindar dari kerugian. (Narasi : Arlan / Redaktur : Verry)