Tanjungpandan, Media Center – Memasuki minggu kedua April 2019, pemberitaan media mulai bergeser. Agenda setting media massa lokal dan nasional mengarah pada Bidang Politik secara signifikan. Persentasenya mencapai angka 26,83%. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah berita-berita terkait masalah daftar pemilih tetap, pemantauan suplay logistik Pemilu 2019, akurasi daftar pemilih, caleg yang bermasalah melanggar aturan kampanye, termasuk kunjungan Jokowi yang gagal ke Belitung.
Berita-berita politik semakin asyik untuk diikuti dan disimak karena memuat polemik dan hot news yang berbeda setiap harinya. Rasa keingintahuan masyarakat atas apa saja hal yang akan terjadi menjelang dan selama Pemilu 2019 serta apa saja predikasi atas kemungkinan yang akan terjadi adalah motif kuat atas maraknya pemberitaan di bidang politik. Selain itu, pastinya berita politik adalah berita paling ditunggu karena semakin sering diberitakan maka akan semakin dapat diketahui siapa dan apa partai politik yang populis serta mampu menarik simpati masyarakat. Tentunya tone beritanya haruslah positif. Tone-tone negatif pastinya akan berimbas pada image partai serta tingkat elektabilitas capres/cawapres/caleg. Debat cawapres di televisi juga hal paling ditungu masyarakat.
Kemunculan caleg milenial menjadi sorotan publik karena kaum muda seringkali identik dengan ketidakmatangan serta kerapuhan politik. Padahal opini ini tidak selamaya benar. Usia muda tidak berarti tidak bisa atau tidak bijak dalam menentukan sikap serta mengatasi persoalan. Bahkan sejarah Indonesia mencatat, dua tokoh proklamator dan para tokoh perjuangan dan penggerak kemerdekaan justru berasal dari kelompok muda. Ada beberapa keunggulan mengapa kaum muda laik jadi pemimpin antara enegisivitas yang tinggi, lebih pro aktif, berani mengambil resiko tanpa peduli segala tantangannya, dan progressif. Sejumlah kemampuan di bidang penggunaan dan penguasaan teknologi juga berperan penting untuk dapat memberi dukungan kepada kaum milenial dalam kiprahnya di bidang politik.
Peringkat kedua bidang yang paling banyak diberitakan adalah bisnis sekitar 9,76%. Contoh beritanya adalah Sofitel yang bakal menyusul Sheraton dalam beroperasi sebagai fasilitas pendukung KEK Tanjung Kelayang. KEK Tanjung Kelayang adalah pondasi kuat atas legalisasi pembangunan di Belitung yang pastinya pemicu atas sinergitas regulasi birokrasi yang mumpuni.
Peringkat ketiga yang paling banyak diberitakan adalah bidang hukum, kesehatan, kriminal, dan pendidikan masing-masing sebesar 7,32%. Contoh kasus yang menjerat dua caleg dalam sidang perkara tindak pidana Pemilu 2019 adalah pengalaman dan pembelajaran politik yang berharga atas sejarah demokrasi. Peristiwa hukum di tingkat nasional yang menyedot perhatian publik lainnya adalah korupsi dan kasus suap di Kemennag. Budaya KKN tidak muncul dalam sekejap dan perlu upaya tegas untuk memutus mata rantai KKN. (ZAKINA)