Tanjungpandan, MC Belitung – Kalau anda ditanya, pilih Pilkada atau Piala Dunia? para penggemar berat olahraga sepakbola pastinya pilih Piala Dunia, sedangkan para elit politik atau politikus akan lebih memilih Pilkada. Tak ayal lagi, banyak pula yang ngak punya pilihan atas keduanya dan atau menyukai keduanya, Pilkada dan juga Piala Dunia. Dan ketika apa saja pemberitaan dan cerita tentang dua hal tersebut akan selalu menarik untuk menjadi bahan diskusi, baik di ranah publik maupun privat. Semuanya akan sangat tergantung di komunitas mana berada. Mengingat meskipun Pilkada 2018 dan Piala Dunia 2018 telah berlalu namun euforianya masih melekat dalam benak dan hati masyarakat.
Pilkada memperebutkan suara untuk kekuasaan dan Piala Dunia memperebutkan bola untuk prestasi. Bisa jadi pula keduanya demi prestige. Dalam kadar dan ruang lingkup berbeda, kedua hal ini akan sangat berbeda namun dapat pula diletakkan pada sudut padang yang sama. Selayaknya bola, maka suara juga saling diperebutkan hingga tercapai tujuan-tujuan tertentu, dengan goal terbesar dan terakhir adalah menduduki kekuasaan sebagai pemimpin di wilayah masing-masing. Hanya personifikasi tertentu dengan kompetensi atau keunggulan diatas rata-rata yang mampu menggiring bola menembus gawang layaknya meraih mayoritas suara pada Pilkada. Analogi Pilkada pada Piala Dunia, makin menarik diperbincangkan. Apalagi kalau menyangkut tehnik, taktik, serta strategi hingga gol dicetak.
Pilkada 2018 usai digelar, kita sedang menunggu hasil akhir dan keputusan KPU tentang siapa saja yang berhasil memenangkan suara mayoritas dan memegang tapuk kekuasaan. Tahun depan, 2019 segera menyusul Pemilu Legislatif dan Eksekutif, tentu saja persiapannya sudah mulai dilakukan sejak sekarang seperti penerimaan berkas dan verifikasi para peserta Pemilu, baik partai maupun perorangan. Bahasa paling sederhana, goodbye Pilkada 2018, welcome Pemilu 2019. Tidak seperti piala dunia, yang gegap gempitanya baru akan ditemui empat tahun mendatang. Euforia seputar Pemilu 2019 segera menggantikan posisi Pilkada 2018.
Setelah Pilkada serentak 2018 di 171 daerah, provinsi/kabupaten/kota se-Indonesia, sesuai pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilu, 269 daerah yang menggelar Pilkada di 2015 akan kembali menggelar Pilkada pada September 2010. Masa jabatan kepala daerah hasil pemilihan itu hanya akan berlangsung sekitar empat tahun karena daerah tersebut akan terlibat dalam pilkada menyeluruh nasional pada November 2024 di semua Kabupaten dan Kota serta 33 propinsi (dari 34 Propinsi, hanya DI Yogyakarta yang tidak menggelar pemilihan Gubernur).
Berdasarkan data dari Litbang Kompas, 27 Juni 2018, disebutkan bahwa masa jabatan kepala daerah di 101 daerah hasil Pilkada pada 2017 dan 171 daerah hasil Pilkada 2018 akan berakhir masing-masing pada 2022 dan 2023. Daerah tersebut, selanjutnya, akan diisi oleh pejabat kepala daerah hingga dilantiknya kepala daerah terpilih hasil Pilkada serentak 2024. Pilkada 2024 bakal di gelar serentak di 541 daerah, provinsi/kabupaten/kota.
Kemeriahan Pilkada dan Piala Dunia berada pada garis yang serupa tapi tak sama. Perhatikan saja, di tiap kedai kopi, hotel, restoran serta ruang publik lainnya dari kota hingga ke desa, bahkan di gang-gang sempit tontonannya sama. Beragam merk dan ukuran layar televisi mempertunjukkan kehebatan para pemain dunia beradu kecepatan dan ketangkasan bermain dengan si kulit bundar. Di sisi lain, di tiap-tiap TPS baik secara langsung maupun melalui pemberitaan media cetak, online, dan elektronik terlihat bahwa masyarakat sangat antusias menyambut dan melangsungkan Pilkada. Banyak TPS yang dihias sedemikian rupa guna menarik perhatian masyarakat sekitarnya untuk datang mencoblos.
Meski hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang menunjukkan hubungan positif antara penampilan TPS dan tingkat partisipasi pemilih. Begitupun dengan penelitian tentang hubungan antara tempat menonton bola dengan penonton. Namun, diduga kuat jika tempat publik dihias semenarik mungkin plus suguhan gratis aneka minuman dan makanan ringan termasuk pemberian merchandise bagi penikmat bola, akan lebih banyak dikunjungi ketimbang yang biasa saja dalam tampilan serta lokasi yang tampak konvensional. Akankah Pemilu 2019 dan Pilkada 2024 biasa saja atau menjadi luar biasa, kita lihat saja nanti.*** (ZAKINA)