Pemkab Belitung berupaya penurunkan inflasi dengan menggelar operasi pasar murah pada komoditi tertentu. Pada kesempatan ini bawang putih menjadi salah satu komoditi yang dipilih mengingat tingkat inflasinya cukup tinggi yaitu 0,16% pada bulan April 2019 dengan harga mencapai ini Rp48.000,00 sampai dengan Rp55.000,00 per kilogramnya.
Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie, S.Sn, M.Si menjelaskan operasi bawang putih bertujuan untuk menolong masyarakat agar mereka bisa mendapatkan komoditi lebih murah dan terjangkau. Secara tidak langsung operasi ini untuk mengendalikan inflasi kita yang sudah tinggi.
“Kita tidak ingin mematikan pedagang tapi agar pedagang tidak berlebihan mencari keuntungan” ungkap Isyak usai memantau operasi bawang putih di Kantor Desa Aik Seru Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, Kamis (16/5/2019).
Pemkab Belitung bekerjasama dengan Cahaya Bahari Belitung untuk membuat pasar murah bawang putih sebanyak 3 ton untuk membantu masyarakat desa. Pada operasi di Desa Aik Seruk kali ini, disediakan 200 kg bawang putih seharga Rp16.000,00 per kilogram yang dibagikan untuk 35 RT di Desa Aik Seruk.
Terdapat 5 desa di luar Kecamatan Tanjungpandan yang menjadi sasaran operasi bawang putih. Sedangkan di Kecamatan Tanjungpandan ada 3 desa yang akan dibagikan bawang putih murah. Namun sayangnya di Kecamatan Selat Nasik tidak ada respon dari Camatnya sehingga operasi ini tidak akan dilakukan disana. Jika dirincikan, penerima kupon operasi bawang putih adalah satu desa di Kecamatan Badau, satu desa di Kecamatan Membalong dan dua desa di Kecamatan Sijuk yakni Desa Aik Seruk dan Desa Sungai Padang, dengan total keseluruhan sebanyak 7 desa.
Kepala Desa Aik Seruk Prasastia Yoga menyebutkan, masing-masing RT dibagikan kurang lebih 5 kupon untuk 5 Kepala Keluarga. Pembagiannya diserahkan kepada Ketua RT, karena Ketua RT yang paling paham kondisi warganya yang paling membutuhkan.
Sementara pantauan Kapolsek Sijuk, Dwi Purwaningsih menjelaskan sampai saat ini pelaksanaan pembagian bawang putih dilakukan secara tertib sesuai dengan kupon yang diberikan. Dwi juga berharap agar operasi ini bisa bermanfaat bagi warga desa.
Isyak menambahkan, tahun depan tataniaganya akan diatur dari atas ke bawah sehingga hasil yang diharapkan akan lebih bagus. Tahun ini belum bisa terwujud karena programnya terlalu mendadak sehingga tidak bisa tersusun di APBD. “Kedepan apabila BUMD sudah telibat maka operasi pasar ini tidak lagi dilakukan oleh Pemda karena mereka bisa melakukannya sendiri” lanjut Isyak.