JAKARTA, MC Belitung – Siapa yang tidak kenal dengan Albert Einstein, salah satu orang paling jenius di Dunia. Mungkin banyak orang ingin seperti Einstein, kita dapat mengetahui tanda-tanda orang jenius melalui beberapa hal.
Dikutip MC Belitung dari detikhealth sebagaimana dikutip dari NY Post, Senin (14/08), tanda-tanda tersebut seperti di bawah ini:
1. Anak tertua
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Science mengambil sampel sebanyak 250 ribu anak berusia 19-18 tahun di Norwegia. Hasilnya menunjukan bahwa anak tertua rata-rata memiliki nilai IQ 2,3 lebih tinggi dibandingkan dengan adik-adiknya.
Ini dipercaya karena anak tertua terbiasa untuk mengarahkan dan menjaga adik-adiknya sehingga kemampuan berpikirnya menjadi lebih baik.
2. Kidal
Percaya atau tidak, penelitian dari University of Athens melaporkan orang yang kidal memiliki kemampuan spasial, memori, dan mental yang lebih baik dari orang yang aktif menggunakan tangan kanan. Mereka juga biasanya orang yang mampu berpikir lebih bebas.
Baca juga: Kebiasaan Unik Albert Einstein yang Bisa Jadi Inspirasi Sehat
3. Humoris
Sejak tahun 90-an, A. Michael Johnson sudah mempubikasikan studinya di Perceptual and Motor Skills yang mengatakan bahwa orang humoris akan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih baik.
Sejalan dengan penelitian tersebut, kembali dikemukakan ditahun 2008 sebuah studi yang ada di jurnal Evolutionary Psychology bahwa humor yang baik adalah salah satu indikator mental yang sehat.
4. Introvert
Unik memang, tapi penelitian dari The Gifted Development Center menyebutkan bahwa orang yang cerdas 60 persennya adalah seorang introvert. Namun, bukan berarti orang dengan kepribadian ekstrovert atau ambivert tidak bisa menjadi seorang jenius. Hanya saja persentase kemungkinan introvert menjadi seorang jenius lebih besar dibandingkan mereka.
5. Sering begadang
Meskipun tidak baik dilakukan, tapi orang yang cenderung senang jadi ‘kalong’ di malam hari biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi dan kehidupan yang nyaman berdasarkan sebuah studi dari University of Madrid.
Sumber : detikhealth