Tanjungpandan, Media Center – Jauhari, seorang petani asal Bangka Belitung menumpahkan curahan hati atau curhat ke Presiden Joko Widodo mengenai rendahnya harga lada di pasaran. “Harga lada anjlok sekali. Dulu tahun ’80-an dan ’90-an bagus. Lada pasti untuk ekspor,” ujar Jauhari. Momen itu terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2018 silam di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/6/2018).Presiden Jokowi mengakui, harga lada di pasar memang sedang rendah. Meski demikian, Presiden Jokowi mengaku, pemerintah tidak dapat mengintervensi harga beberapa komoditas lantaran hal itu ditentukan oleh mekanisme pasar dunia. “Pemerintah enggak bisa mengintervensi,” ujar Jokowi.
Keluh kesah petani lada tentu jadi pemikiran bagi daerah penghasil lada tak terkecuali Belitung. Pemkab Belitung pun berupaya menjamin stabilitas harga lada seperti terungkap saat penandatanganan kerjasama (memorandum of understanding) antara Pemerintah Kabupaten Belitung dengan PT. Aman Jaya Perdana Tentang Pembelian Dan Jaminan Harga Produksi Serta Pembinaan Sumber Daya Petani Lada dan Soft-Launching Program Gangan Kabupaten Belitung pada Jumat ( 12/4/2019).
Didasari rasa prihatin dan tanggung jawab terhadap masyarakat yang dapat mempengaruhi daya beli dan inflasi, Bupati Belitung Sahani Saleh S.Sos dan Wakil Bupati Isyak Meirobie S.Ssn melakukan kerjasama dengan PT. AMAN JAYA PERDANA. Perusahaan yang berkantor di Bandar Lampung ini adalah perusahaan exsportir rempah-rempah, dan sawit yang mempunyai market dimanca negara satu langkah yang inovatif untuk memajukan petani lada.
Menurunnya harga jual lada di Belitung membuat para petani mengalami kerugian dan sebagian petani menjual kebun lada nya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ironisnya mereka juga harus ngutang kepada tengkulak/ pengepul untuk mendapatkan pupuk dan kebutuhan lainnya akan di bayar waktu panen tahun berikutnya namun ada juga petani yang mempunyai modal hanya menjual sedikit saja dari hasil panennya mereka tidak menjual lada nya karena berharap harga lada akan naik dari Rp 48.000 menjadi ratusan ribu rupiah .
Impian demi impian, dari bulan ke bulan hingga berganti tahun harga yang diharapkan tak kunjung berubah. Namun pada hari ini ada cahaya harapan bagi petani. Dalam kesempatan launching Gangan ini, Bupati Belitung yang akrab disapa Sanem mengatakan, dengan ditandatangani MOU antara Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung dengan PT. Aman Jaya Perdana yang diwakili oleh Bambang Sutejo, diharapkan akan menjadikan harga lada lebih baik untuk kesejahteraan petani. Ini juga didukung dengan branding Belitong White Paper.(Dedi/IKP)