Tanjungpandan, Media Center– Seperti sebagian besar daerah di Indonesia, Pulau Belitung tengah mengalami musim kemarau. Hanya satu-dua kali hujan turun dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat resah karena menyusutnya debit air, debu jalanan, serta maraknya resiko kebakaran lahan.
Namun, kemarau tak selalu menjadi keluhan. Bagi sebagian masyarakat Belitung, musim kemarau panjang justru menjadi berkah. Seperti yang dirasakan oleh masyarakat Desa Kembiri, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung yang menikmati berkah kemarau lewat tradisi “Nirok Nanggok”.
Tradisi ini sejatinya sudah dilakukan masyarakat sejak puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu. Musim kemarau panjang membuat sungai-sungai mengering dan membuat habitat kawanan ikan semakin menyempit.
Tahun 2019 ini acara nirok nanggok desa kembiri diadakan di lembong aik mudor. Dari pengamatan di lapangan tidak kurang dari 300 warga terlibat dalam acara ini. Rangkaian acaranya dilakukan dalam 3 hari, mulai dari 16 hingga 18 september 2019. Setidaknya ada 6 titik lembong yang menjadi lokasi acara. Tiap harinya ada 2 lembong yang isinya diperebutkan masyarakat.
Menurut Martoni salah satu warga yang juga panitia acara ini, jumlah peserta yang hadir tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Panitia memang tidak membatasi peserta, setiap masyarakat dari desa atau kecamatan lain juga diperbolehkan berpartisipasi pada acara ini.
“Tahun ini pesertanya lebih ramailah, bukan cuman dari kembiri saja, bahkan ada yang dari Dendang dan Gantung”, ujar Martoni saat istirahat siang sebelum memulai kembali acara nirok nanggok pada selasa (17/09/2019).
Menurut Martoni acara nirok nanggok ini tidak bisa disebut sebagai acara tahunan. Pasalnya memang hanya bisa dilaksanakan jika musim kemarau terjadi. Oleh karena itu ketika musim kemarau panjang datang maka benar-benar menjadi berkah bagi masyarakat desa.
Acara ” Nirok Nanggok” Desa Kembiri ini juga diisi dengan lomba. Peserta yang mendapatkan hasil Nirok atau Nanggok terbanyak dengan jenis ikan tertentu berhak mendapatkan hadiah. Hasil ikan yang didapat juga boleh dibawa pulang setelah menyisihkan sedikit bagian untuk panitia. Tak jarang warga yang hadir hanya untuk menonton juga kebagian berkah mendapat “oleh-oleh” beberapa ekor ikan dari peserta Nirok Nanggok. (Arlan/IKP)