Tanjungpandan, Media Center – Pemerintah Kabupaten Belitung terus berupaya dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Belitung. Upaya ini terus dipertajam melalui Rakor percepatan penurunan stunting dan rembuk stunting pada rabu (21/5/2024) di Ruang Sidang Pemkab Belitung.
Menurut data yang diinput Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung yang disampaikan Kabid Kesehatan Masyarakat, Poppy Aprilia, Angka prevalensi stunting lima kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung mengalami peningkatan, khususnya di Belitung.
“Berdasarkan data balita stunting usia 6-23 bulan ada 8 anak, dengan rincian Tanjungpandan 2 balita Kampung Damai dan Perawas, Sijuk 5 balita 1 balita Pangkallalang namun sudah pindah kewilayah Dusun Gunung Tiong dalam hal ini tentunya sudah masuk data Kec.Badau,” ungkap Poppy.
Dalam upaya menangani stunting Dinkes Kab.Belitung masih melakukan kegiatan gizi berupa pemberian makanan tambahan (PMT) di beberapa puskesmas dan pemberian tambah darah kepada remaja. Untuk tahun ini PMT diberikan di semua puskesmas untuk balita kurang gizi dan ibu hamil yang berisiko. Selain itu pihak desa juga telah memberikan dukungan optimal dalam mengatasi stunting dengan menganggarkan di atas 10 % untuk penanganan stunting.
Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bakri Hauriansyah, mengatakan melalui rapat ini nanti akan ditemukan langkah atau solusi dari Tim dalam percepatan penurunan angka stunting dan kemiskinan exstream di Kab.Belitung.
“Tentunya langkah evaluasi pun telah dilakukan guna menindaklanjuti peningkatan stunting, risiko penyebab stunting dipicu masih tingginya pernikahan di bawah umur dan kehamilan di usia muda, memang diperlukan kebijakan lebih lanjut yang mengatur soal pernikahan, walaupun UU perkawinan mengatur usia minimal 19 tahun, namun faktanya masih terjadi (menikah di bawah umur) dan menjadi beban dari segi kesehatan dan meningkatkan risiko melahirkan anak stunting,” ujar Bakrie.
Bakrie juga menyebut penanganan stunting perlu kerjasama dan tindakan dari berbagai sektor. Salah satu langkah yang akan di lakukan untuk penurunan angka stunting yakni program bapak dan bunda asuh (BAAS) stunting.
“Menyangkut program BAAS, tentu harus menjadi pemikiran kita bersama, “ujar Bakrie
Lanjut Bakrie menyebutkan penyebab stunting di Kab. Belitung diperkirakan bukan karena faktor kemiskinan. Namun pada pola makan yang masih bermasalah. Hal ini tentu akan menjadi perhatian bagi instansi terkait. (Narasi:Noris/Editor:Arlan/Redaktur:Verry)