Home > Berita > Layanan Publik > Tekan Resiko Bencana, BPBD Belitung Sosialisasikan Gerakan Sadar Bencana

Tekan Resiko Bencana, BPBD Belitung Sosialisasikan Gerakan Sadar Bencana

Tanjungpandan, Media Center – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belitung menyelenggarakan Sosialisasi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) rawan bencana kabupaten/kota, selasa (21/05/2024) di hotel BW Suite. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta yang berasal dari OPD, relawan, dan insan media.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Belitung, Agus Supriyadi menyebut pada tahun 2023 mencatat 267 kejadian bencana di Kabupaten Belitung. Dari jumlah tersebut diantaranya ada bencana Banjir 2 kejadian, Puting Beliung 2 kejadian, Karhutlan248 kejadian, dan kebakaran lainnya sebanyak 15 kejadian.

“Oleh karena itu pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan perlu untuk ditingkatkan. Sehingga dapat mereduksi kerugian yang timbul akibat adanya bencana,” ungkap Agus.

Lanjut Agus menyebut pengetahuan bencana di masyarakat saat ini lebih banyak pada kegiatan pasca bencana. Agus menilai bahwa paradigma tersebut harus diubah sehingga dapat mereduksi potensi bencana dan kerugian yang mungkin timbul akibat bencana.

Asisten administrasi umum, Suksesyadi menyebut meski tidak pernah terjadi bencana besar di Belitung, namun masyarakat belitung harus tetap memiliki kewaspadaan bencana. Hal ini dikarenakan Belitung masih rentan dalam ketahanan pangan.

“Kita di Belitung ini masih bergantung dengan kondisi ombak, dan angin dan arus. Kalau ombak dan angin sedang tidak baik maka pasokan pangan akan sangat terpengaruh,”.ujar Sukses.

Oleh karena itu pengetahuan dan kemampuan menghadapi bencana harus dipahami oleh semua pihak. Belajar dari negara maju dalam penanganan bencana, pengetahuan kesiapsiagaan bencana menjadi faktor paling besar dalam mengurangi korban bencana.

Hal tersebut diamini oleh Drs. Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI. Pangarso menyebut keselamatan dari bencana, 96% berasal dari kesiapsiagaan komunitas.

“Dari pengalaman dan penangan bencana, pengurangan resiko bencana sangat besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan diri, keluarga, dan komunitas,” ujar Pangarso.

Pangarso menyebut ada 7 aktor dalam penanggulangan bencana. Aktor-aktor tersebut diantaranya pemerintah, masyarakat/relawan, dunia usaha, akademisi, media, forum pengurangan risiko bencana. Masing-masing aktor ini memiliki perannya sendiri dalam penanggulangan bencana. (Narasi : Arlan / Redaktur : Verry)