Tanjungpandan, Media Center – Gemuruh suara pukulan beduk barong menandai mulainya event Belitung Chinese International Festival, Sabtu (09/04/2024). Acara yang melibatkan ribuan partisipan ini menyedot perhatian warga Belitung untuk datang ke Bundaran Satam.
Pembukaan BCIF 2024 ini diisi dengan begitu banyak penampilan kebudayaan dari sejumlah suku yang ada di Belitung. Suku melayu, Tionghoa, Jawa, Batak, Sunda, Ambon, Bugis, dan lainnya menyuguhkan aksi dalam parade budaya. Hal ini semakin membuat warga meninggalkan lokasi hingga larut dalam tarian mirah-mirah pinang diujung sore.
Ketua umum BCIF, Ayie Gardiansyah menyebut kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antar banyak pihak. Dalam penyusunan acara, Panitia BCIF telah melibatkan sejumlah lembaga adat yang ada di Belitung. Kegiatan ini juga melibatkan komunitas pelaku seni dan budaya Belitung, pelaku pariwisata Belitung, pelaku UMKM Belitung serta dukungan Pemerintah Kabupaten BeBelitung.
“Atraksi seni budaya dan bazar kuliner yang akan ditampilkan selama festival juga mencerminkan semangat gotong royong, kolaborasi dan kebhinekaan yang ada di Pulau Belitong. Oleh karena itu kegiatan ini mengangkat tema diversity in harmony,” ungkap Ayie.
Ayie juga menjabarkan kegiatan yang akan berjalan selama satu bulan penuh ini, telah dimulai pada 1 maret hingga 4 april 2024. Adapun rangkaian acara diantarnya bazar kuliner dan UMKM pada 9 Maret hingga 04 April 2024, lomba foto dan video, lomba berbalas pantun pada 16 Maret 2024. Lalu, lomba kreasi tanglong ramadhan pada 23 Maret 2024, oriental dan etnik parade of batik Belitong pada 29 Maret 2024. Chinese-Malay Wedding Gown Parade pada 29 Maret 2024.
Ada juga pemilihan Bujangko-Amoy Belitong 2024 dan Sabut live performance pada 29 hingga 30 Maret 2024. Kemudian malam puncak festival pada 31 Maret 2024 dan penutupan rangkaian BCIF pada 04 April 2024.
Penjabat Bupati Belitung, Yuspian menjelaskan alasan kegiatan ini dinamai dengan Belitong Chinese International Festival, yaitu guna memantik ketertarikan masyarakat Internasional untuk datang ke Belitung. Sehingga geliat pariwisata Belitung kembali tersegarkan.
“Momen Cheng Beng tidak hanya didatangi dari saudara kita dari dalam negeri. Namun juga didatangi oleh banyak peziarah luar negeri. Kedatangan ini nantinya perlu untuk kita data agar menjadi database bagi kita untuk menyusun event berikutnya lebih baik lagi,” ungkap Yuspian
Yuspian juga berharap festival yang berlangsung selama 1 bulan penuh ini dapat dinikmati oleh masyarakat Belitung. Tidak hanya secara pasif, namun secara aktif dimanfaatkan untuk melakukan perputaran ekonomi
Yuspian juga menyadari bahwa momen festival ini tidak hanya berada pada suasana Cheng Beng, namun juga bertepatan dengan masuknya bulan suci ramadhan. Oleh karena itu festival ini juga diisi dengan banyak atraksi budaya dan acara dengan nuansa melayu dan islam.
“Untuk itu, melalui event ini selain untuk memeriahkan Ramadhan dan Ceng Beng, diharapkan dapat mendukung masyarakat sebagai pelaku usaha ekonomi kreatif untuk naik kelas, dapat berkembang dan bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” tambah Yuspian.
Pemerintah Kabupaten Belitung juga akan terus menyusun dan melakukan kegiatan – kegiatan yang akan memberikan dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat. Yuspian optimis dengan segala potensi yang ada di Kabupaten Belitung baik alam, maupun budaya, dapat mendorong kemajuan pariwisata Belitung. (Narasi : Arlan / Redaktur : Verry)