Home > Berita > Beruah Di Wisata Kuale Dengan 1000 Dulang

Beruah Di Wisata Kuale Dengan 1000 Dulang

Desa Wisata Kuale Kecamatan Sijuk selenggarakan Beruah dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan
menghadirkan 1000 (seribu) dulang sebagaisajian kepada para tamu, Minggu
(2115) di dusun Ulu, desa Sijuk.

Kepala Desa Sijuk, diwakilioleh Solihin dalam sambutannya mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kembali kekeluargaan.

“Acara ini juga untuk menggali dan mengenalkan kembali adat istiadat budaya masyarakat’ lanjut Solihin. Selain itu, hal inijuga bertujuan untuk menjadikan tradisi budaya Berage Beruwa 1000 Dulang sebagaieven pariwisata Kabupaten Belitung. Even ini diharapkan menjadi icon wisata desa Sijuk dan membangkitkan peran serta ibu rumah tangga.

Untuk mendukung sektor pariwisata, Pemerintah Desa Sijuk membangun infrastruktur jalan tahun 2019 nanti akan dilakokasikan untuk pemberdayaan masyarakat. Tahun 2018 membangun jalan dengan dana dengan APBDes. Harapannya dapat ditingkatkan, diaspal oleh pemerintah kabupaten yang nanti juga mendukung kawasan Geopark” ujar Solihin.

“Makan bedulang mengandung nilai estetika dan sarat pesan moralsehingga perlu dilestarikan. Lebih dari itu desa Sijuk sudah banyak melahirkan saudagar-saudagar kaya”, ujar Achmad Hamzah dalam pengantar makan bedulang. Menurutnya, desa Sijuk juga merupakan contoh yang baik dalam membangun toleransidimana terdapat mesjid dan klenteng tua di pulau Belitung. Masyarakatnya pun berdampingan karena sudah lama ada kampung Cina di Sijuk.

Hal senada disampaikan Ketua Pelaksana yang juga Ketua Desa Wisata Kuale Sijok (Dewi Kuase) Sutamidalam laporannya. Menurut Sutami, Berage Beruwa 1000 Dulan tetap berpegang pada tuntunan tradisi budaya selain menumbuhkan semangat kebersamaan dan kegotongroyongan berbasis kearifan lokal yang pada akhimya juga mendukung sektor pariwisata.

Bupati Belitung, SahaniSaleh, S. Sos pada sambutannya menjelaskan penekanan Berage Beruwa 1000 Dulang terletak pada cara pengemasannya. ‘lde untuk mengumpulkan atau memusatkan tradisi beruwa pada satu tempat seperti ini cukup baik namun yang lebih penting adalah mengkaitkan tradisi beruwa dengan ibadah di bulan suci Ramadhan” ujar Sahani.

Acara ini dihadiri oleh pejabat, pelaku wisata, penggiat seni budaya dan tokoh-tokoh masyarakat dan dimeriahkan dengan pentas seni dan stand produk masyarakat yang diabadikan dengan karya rupa cukilan kayu oleh perupa Mansyur Mas’ud.