Tanjungpandan, Media Center – Koes Yuliadi, Kapala Jurusan teater institut seni yogyakarta menilai bahwa Belitung memiliki potensi dalam mengembangkan potensi produksi film. Dukungan potensi keindahan alam yang artistik dan budaya menjadi faktor yang begitu kuat dalam memproduksi film di Belitung.
Koes juga menyebutkan bahwa ada dua hal yang membuat film Indonesia dan Belitung khususnya bisa berkembang. Hal yang pertama adalah independensi produksi dan yang kedua adalah nilai-nilai lokalitas dari film tersebut.
“Film indonesia bisa berkembang saat ini karena pelaku mempunyai lokalitas dan independensi produksi,” ungkap Koes dalam acara talkshow “Film Belitung 5 Inc” yang diadakan Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung dalam rangkaian pekan ekonomi kreatif 2019 pada Jumat (13/09/2019).
Koes juga menyebutkan bahwa pelaku film tidak harus meniru apa yang di produksi film dari amerika yang bergaya luxury atau film Rusia yang terlalu artistik. Selain itu publikasi film saat ini bisa dilakukan dengan lebih mudah karena pasar yang begitu terbuka dengan adanya media internet.
Arief Achmad Yani, Direktur Community Forum Netpac Jogja Asian Film Festival (JAFF) menyebutkan bahwa film sebagai salah satu dari 16 subsektor ekonomi kreatif bisa saling berhubungan subsektor lain.
Saat ini selain film panjang berbudget besar, film-film pendek juga memiliki potensi. Potensi ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang sangat dekat dengan gadget. Maka mempublikasikan film yang ramah gadget bisa bisa menjadi cara yang tepat (Arlan/IKP)