Home > Berita > Perayaan Nyepi di Pelepak Pute Diusulkan Menjadi Event Budaya Belitung

Perayaan Nyepi di Pelepak Pute Diusulkan Menjadi Event Budaya Belitung

Sijuk – Rangkaian perayaan nyepi menyambut tahun baru Saka 1341 diharapkan bisa menjadi event budaya pariwisata Kabupaten Belitung. Hal ini disampaikan Anggota Dewan Perwailan Rakyat Kabupaten Belitung Ni Wayan Krisna Andini, S. Hut pada saat menyampaikan laporan panitia penyelenggara Festival Ogoh-ogoh yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Nyepi di Desa Pelepak Pute Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, Rabu (6/3).

Persiapan untuk menyambut tahun baru Saka 1341 ini dilakukan selama satu minggu. Pada tanggal 4 Maret 2019 lalu telah dialkukan Melasti. Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu. Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

“Perayaan ini adalah untuk mendukung pariwisata di Kabupaten Belitung” ungkap Andini. Harapannya agar wisatawan juga berkunjung ke Desa Pelepak Pute. Karenanya diharapkan dukungan dari para stakeholders untuk terlaksananya kegiatan ini secara rutin setiap tahunnya.

Sementara Camat Sijuk, Febriyanto, S. STP dalam sambutannya menyampaikan event ini adalah salah satu kekayaan budaya. Terdapat filosofi didalamnya, yaitu gotong royong yang selama ini sudah terkikis. “Ini bisa dijadikan percontohan yaitu hidup gotong royong yang harus dilestarikan”, ujar Febri.

Menyikapi usulan perayaan nyepi menjadi event budaya Kabupaten Belitung, Febri menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dan menginventarisasi kegiatan ini untuk menjadi event budaya pariwisata khusus Kecamatan Sijuk dan Kabupaten Belitung pada umumnya. “Dengan ini kita bisa saling menghormati satu sama lain”, harapnya.

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Patung-patung ini merupakan wujud kekuatan negatif atau  simbol kejahatan dan sifat buruk manusia sehingga patung ini dibuat sangat mengerikan. Selain itu patung ini juga menggambarkan bentuk roh jahat yang merusak manusia.

Ogoh-ogoh akan di arak keliling kampong dan pada akhirnya semua ogoh-ogoh akan dibakar untuk melenyapkan sifat buruk manusia dan ganggun roh halus di desa pelepak Pute, sehingga umat Hindu bisa menjalankan ibadah Nyepi dengan seimbang dan hikmat. (Siti Rofiqoh/IKP)